Minggu, 29 April 2012

Kelompok dalam Organisasi


Kelompok Dalam Organisasi

1.   Definisi Kelompok dan Organisasi
Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. ( http://id.wikipedia.org/wiki/kelompok_sosial )
Contohnya : karang taruna, OSIS, BEM, kelompok pengajian majelis ta’lim, kelompok pecinta terumbu karang, CEMARA, dll.

Organisasi adalah suatu kelompok  orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. ( http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi )
Berikut adalah beberapa pengertian organisasi menurut para ahli, yaitu :
a.   Stoner
► organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
b.   James D. Mooney
► organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c.   Chester I. Bernard
organisasi adalah merupakan suatu sistem aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d.   Stephen P. Robbins
organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menurus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.


2.   Jenis-Jenis kelompok
a.   Kelompok Formal
► kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi dan kewenangan masing-masing.
Contoh : perusahaan besar, badan-badan pemerintahahan dan universitas-universitas. ( http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial )
b.   Kelompok Informal
► kelompok yang terbentuk begitu saja berdasarkan pertemanan, kepentingan dan minat.
Contoh : pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama, dll.
c.   Kelompok Disfungsional
► kelompok yang berdiri atas sejumlah individu yang melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
d.   Kelompok Fungsional
kelompok yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai hubungan tertentu dan satu sama lain saling bergantungan.
e.   Kelompok Produktif
kelompok yang berfungsi secara efektif dan efisien.


3.   Pengalaman dalam Organisasi
Saya pernah mengikuti organisasi di daerah asal saya kota Padang. Disana saya mengikuti organisasi remaja atau disini biasa disebut Karang Taruna. Saya mengikuti organisasi ini sejak kelas 1 SMA sampai sekarang saya masih sering mengikuti kegiatan organisasi ini apabila saya pulang ke kampung halaman saya tersebut.
Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dengan mengikuti organisasi ini, memang ini bukan organisasi besar, organisasi ini bisa dibilang organisasi informal. Tapi kami para anggota sangat aktif. Kami banyak melakukan bakti sosial ke panti asuhan. Dengan mengikuti kegiatan tersebut saya bias mengambil makna kehidupan bahwa banyak orang yang kurang beruntung, dan membuat saya lebih bersikap rendah diri lagi.
Pada saat kami akan mengadakan bekti sosial, kami terlebih dahulu menentukan kepengurusan kegiatan ini, seperti ketua, bendahara, sekretaris, dan beberapa seksi kegiatan. Dari pertama saya bergabung dengan organisasi ini saya menduduki beberapa posisi, mulai dari seksi konsumsi, seksi acara, sekretaris, bendahara dan sekarang saya menduduki pososi penasehat.
Pada setiap organisasi pasti ada perbedaan pendapat antara masing-masing anggota. Karena setiap anggota organisasi tentunya memiliki watak dan pemikiran yang berbeda-beda. Untuk menyatukan perbedaan tersebut, biasanya ketua melakukan rapat musyawarah lalu mengumpulkan pendapat dari beberapa anggota dan melakukan voting (pengambilan suara). Voting terbanyak dan masuk akal akan dijadikan keputusan akhir.
Untuk menyukseskan acara bakti sosial, para anggota diwajibkan mengikuti semua aturan yang ada dan melakukan semua tuga masing-masing posisi secara ikhlas. Kami mengumpulkan semua baju bakas layak pakai dari semua kepala keluarga di komplek saya, buku-buku bekas layak pakai, hadiah-hadiah, game, dll. Tetapi, jerih payah kami ini Alhamdulillah terbayar dengan melihat senyum dan tangis bahagia anak-anak panti asuhan atas kedatangan kami.
Saya berharap organisasi ini dapat terus ada dan terus meyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial lainnya sampai kapanpun. Terima kasih J.


Sabtu, 28 April 2012

Teori Pengambilan Keputusan


Teori Pengambilan Keputusan

1.   Definisi Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.

Berikut adalah beberapa definisi keputusan menurut beberapa ahli :
a.      G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai “pemilihan alternative kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada”.

b.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai suatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.   

c.       Theo Haiman
inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan unyuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.

d.      Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

e.       Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relatif dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari kepentingan perseorangan.

Sumber :


2.   Jenis-jenis Pengambilan keputusan
Terdapat beberapa jenis pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan, jenis keputusan dibagi atas :
a.   Keputusan startegis
Keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuah perusahaan.
b.   Keputusan taktis
Keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah.
c.   Keputusan operasional
keputusan yang dibuat oleh tingkat manjemen yang paling bawah.

Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adalah :
a.   Keputusan terprogram
Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti. Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.
Contoh : pemberian cuti MHS, denda peminjaman buku, PHK, penutupan rekening, pemutusan sambungan telepon, dll.
b.   Keputusan tidak terprogram
Keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah. Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk mengani masalah ini.
Contoh : pengembangan bisnis usaha baru, keputusan merger, pemilihan jurusan setelah lulus SMU.

Sumber :